The Sounds Project 2024
Harlan Boer
Harlan Boer, Foto: Andre Idris

Ngobrol Kiri Kanan Bersama Harlan Boer

Sebuah artikel wawancara oleh Deni Taufiq Adi.

Harlan Boer adalah banyak hal; penulis, musisi, penyair, produser, manajer, pelukis. Tapi banyak orang mengetahuinya sebagai salah satu wajah skena musik Jakarta yang sudah wara-wiri sejak tahun ‘90-an.

Kini, Harlan baru saja menelurkan sebuah album kompilasi dalam format piringan hitam. Album yang diberi judul Kiri Kanan tersebut merupakan kumpulan dari ep-ep awal dan dua album pertamanya (saat ini terhitung Ia sudah menelurkan 5 album, dan sebuah album kolaborasi dengan Bangkutaman).

Untuk merayakan perilisan Kiri Kanan saya sedikit ngobrol via whatsapp dengan Harlan.

 

Kenapa judul kompilasinya Kiri Kanan? Kalau lagu Kiri Kanan sendiri soal sepatu kan?

Karena Kiri Kanan lagu pertama yang di-publish untuk rilisan solo gue, waktu itu post di Soundcloud. Dan mungkin itu cukup sesuai untuk nama sebuah rilisan yang melihat kembali perjalanan rekaman dari hari-hari kemarin.

Jadi bisa dibilang itu lagu yang mulai semuanya, ya?

Iya. Itu lagu pertamanya.

Ide untuk kompilasi ini dimulai sejak kapan?

Sejak Andre (Cathysri Records) mengontak gue meminta izin untuk merilis kembali rekaman-rekaman lama dalam format piringan hitam. Itu kurang lebih satu tahun lalu, ketika gue lagi rekaman untuk album Penembak Bayaran.

Ada proses khusus buat milih lagu yang masuk kompilasi?

Awalnya dari Andre, dia yang milih. Sepertinya dia memilih lagu-lagu gue yang dia suka. Baru kemudian disesuaikan dengan gue. Dan ada lo juga kan yang menyarankan untuk masukin lagu Mandi?

Eh, iya bener, gue nyaranin Mandi ya…

Iya, dan gue senang banget sih ada lagu itu di album kompilasi ini. Secara personal, itu salah satu lagu yang paling berarti buat gue.

Kenapa Mandi jadi salah satu lagu berarti buat lo?

Dari tema liriknya, lagu tentang mandi itu penting buat gue sendiri. Dari delivery-nya juga sesuatu yang menarik buat gue. Simpel, cuma vokal, tapi gue ngerasa ini ok.

Gue masih ingat momentum ngerekamnya di Studio Mamokiak bareng Adi yang jadi sound engineer-nya. Dia ngerespon take vokal gue dengan bayangan yang mirip sama di kepala gue untuk bikin layer vokal.

Lo kenapa suka banget lagu itu, Den? Mungkin justru lo lebih bisa menjelaskan…

Gue ngerasa jarang ada penulis lirik yang bisa nangkep hal yang banal kayak mandi. Itu sebenernya kenapa gue suka sama lirik-lirik dan musik elu. Tidak pretensius tapi nggak kedengeran dumbed down.

Wah, trims, Den. Selera gue kayaknya gitu kali ya? Kasual.

Pengaruh kasual itu datang dari mana?

Dari kecil gue banyak banget milih yang kasual, masuk banget sama the Beatles, Lucky Luke, Lupus, pas remaja sukanya Ramones.

Gue bisa sih liat benang merah Ramones=>Lupus=>Harlan Boer

Gue kayaknya emang suka sama sesuatu yang menurut gue hebat, tersendiri, tanpa terlalu image-nya rebel, seram, atau adiluhung sekalian gitu.

Di setiap era gue lagi dengerin musik apa gitu, kayaknya pilihan gue emang yang modelan begitu atau dari setiap kategori, kayaknya misalnya gitaris, gue paling favorit Jimi Hendrix.

Dulu era thrash, gue paling favorit Anthrax. Punk rock, paling favorit Ramones.

Mungkin itu sedikit menjawab pertanyaan lo, Den? Gue nggak tau juga sih.

 

Kiri Kanan - Harlan Boer
Kiri Kanan – Harlan Boer

Menjawab banyak sih. Sekarang balik lagi ke Kiri Kanan, kompilasi ini cakupannya dari era rilisan mana aja?

Dari EP pertama “Sakit Generik” sampai album “Bila Lapar Melukis”.

Sebagai songwriter-nya, dari periode EP Sakit Generik sampai Bila Lapar Melukis, ada nggak benang merahnya?

Kalau menurut gue, semua karya ada benang merahnya. Bahkan jangan-jangan karya gue di luar musik pun ada benang merahnya dengan karya rekaman musik. Karena kayaknya area sikap gue dari kecil sampai sekarang mirip, jadi yang beda mungkin lebih ke wawasan, kegemaran, atau ekspresi saat itu.

Ngomong-ngomong elu udah mulai nulis lagu dari kapan?

Lagu pertama gue seingat gue pas gue SMP, lagu dangdut, judulnya “Gadis Kampung Sebelah”. Gue ngarangnya pakai gitar. Hahahaha pokoknya berangkat dari A minor ahaha.

Jadiin tuh, bikin album dangdut. Ween pernah bikin album country, elu bikin dangdut.

Wah, menarik! Mau gue!

Setelah kompilasi ini, ada rencana buat bikin kompilasi buat era berikutnya nggak? Fidelitas Cinta dan seterusnya.

Belum ada sih.

Apa ada album kompilasi yang jadi favorit lo?

Ada dua album kompilasi yang sangat gue suka, the Beatles – Love Songs dan RAMONESMANIA. Album kompilasi Kiri Kanan ini, gue pengen sebisa mungkin rasanya seperti itu di gue.

Beruntung dari foto cover album ini, pilihan lagu, sampai buku chord gitar-nya gue suka.

Bukan best-of tapi sejenis rangkuman dari karya mereka mungkin?

Gue susah juga membedakannya sih. Tapi rasanya tuh ada alur yang gimana gitu. Dari kecil kan banyak terpapar album kompilasi dari sebuah band, tapi dua itu buat gue beda. Sensasinya pol di gue.

Dan faktor esensialnya saat itu memang ada kebaruan mendengarkan lagu-lagunya. Pengalaman terpapar pertama. Salah satu album kompilasi kan memang itu ya, sebagai pengantar, pintu gerbang.

Setelah itu nyelam makin dalam.

Nah, dengan sudah ada internet, bagaimana rasa seru seperti itu masih bisa ada? Padahal album kompilasi itu salah satu jenis album yang gue suka.

Makanya buat gue format fisiknya jadi makin penting lagi selain pilihan dan urutan lagunya.

Ngomong-ngomong elu suka ngerasa nggak sih sejak era streaming, musik jadi lebih cuma buat musik latar belakang.

Kalau gue bukan musik latar sih, tapi semua musik seolah produk musiman saja. Sedangkan gue menyukai karya-karya gue lebih dari sekedar saat waktu rilis saja.

Makanya juga bikin album kompilasi ini. Kita ngarang lagu kan bisa lama sukanya sama lagu kita sendiri, iya gak, Den?

Yoi, kalau kita sendiri ga suka mau jadi apa.

Jadi, buat gue, lagu-lagu di album kompilasi Kiri Kanan ini sudah gak dikategorikan lagi ini lagu masa kapan. Makanya buat gue rilisan fisik masih sangat penting.

Jadi semua lagu di Kiri Kanan itu bakal elu dengerin terus ya

Sebenarnya itu kan mayoritas pilihan Andre, tapi di gue masuk. Oke nih. Terlebih kayak lagu Tetap Baik di Dalam Hati, misalnya, itu personal favorite banget juga

Pilihan Andre mungkin gabungan antara selera pribadi dia dengan dia memosisikan diri menjadi pendengar. Gue nggak terlalu nanya juga sih ke dia, tapi memang sepertinya pilihannya akan berkisar di lagu-lagu itu.

Bakal ada promo keliling untuk Kiri Kanan seperti Bila Lapar Melukis?   

Kayaknya ada kecil-kecilan. Misalnya acara muter vinyl sambil ngobrol-ngobrol di toko. Kalau format pertunjukan mungkin juga simpel kayak waktu Bila Lapar Melukis.

Bayangan elu satu-dua dekade dari sekarang seorang Harlan Boer udah ngegarap proyek apa aja?

Gue gak tau pasti sih. Tapi gue suka sama website Daniel Johnston- hihowareyou. Mungkin gue pengen bikin website tetapbaikdidalamhati, isinya bisa karya macam-macam.

Seluruh karya elu ada di satu tempat itu ya

Iya, semacam kayak gitu. Nanti kalau gue ke Leiden lagi, terus balik lagi ke Jakarta, gue gak tau apa masih bisa ngantor, apakah masih ada kantor yang mau nerima. Kalau nggak, ya sudah, bikin karya-karya aja.

More Stories
HARSH
HARSH, “Kutukan” dari Bandung